Konsumsi Media Dan Migrasi Ke TikTok: Mengapa Gen Z Di Makassar Beralih?

Halaman Sebelumnya
shape
shape
shape
shape
shape
shape
shape
shape
image

Konsumsi Media dan Migrasi ke TikTok: Mengapa Gen Z di Makassar Beralih?

Di kalangan Generasi Z di Makassar, tren baru dalam konsumsi media semakin terlihat, di mana platform TikTok kian dipilih dibandingkan media sosial tradisional seperti Instagram. Fenomena ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar lainnya di Indonesia, tetapi juga menonjol di Makassar, di mana TikTok digunakan oleh anak muda untuk mencari hiburan, informasi, serta berinteraksi dengan sesama.

Sebagai platform yang berbasis video pendek, TikTok menawarkan konten yang lebih dinamis dan cepat diakses. Hal ini sangat sesuai dengan gaya konsumsi Gen Z yang sering mencari informasi dengan cepat. Jika dibandingkan dengan Instagram, yang lebih fokus pada konten visual terkurasi, TikTok memungkinkan konten dibuat secara lebih bebas, tanpa batasan yang ketat. Berkat algoritma yang canggih, pengguna dimudahkan dalam menemukan konten sesuai minat mereka—baik itu musik populer, tips edukasi, maupun isu sosial terkini.

Dalam beberapa tahun terakhir, TikTok telah berubah dari sekadar platform hiburan menjadi sumber utama bagi Generasi Z untuk memperoleh informasi. Di Makassar, banyak konten kreator lokal menggunakan TikTok sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isu seperti budaya, lingkungan, dan peluang ekonomi. Informasi ini kemudian diserap oleh audiens dengan cepat melalui video-video singkat dan kreatif.

Alasan utama di balik popularitas TikTok di kalangan Gen Z adalah sifat kontennya yang lebih autentik. Di platform ini, pengguna tidak perlu merasa tertekan untuk menunjukkan “kesempurnaan” dalam setiap unggahan mereka, berbeda dengan platform lain yang lebih berorientasi pada tampilan. Video-video pendek TikTok juga dirancang untuk memberi kebebasan kepada pengguna dalam menyampaikan pesan mereka dengan cara yang kreatif dan menarik.

Perpindahan ini juga menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam cara konsumsi media di kalangan Gen Z. Selain mencari hiburan, mereka juga memanfaatkan TikTok sebagai platform untuk mengekspresikan pendapat dan terlibat dalam percakapan seputar isu-isu sosial. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi media di kalangan Generasi Z Makassar telah beralih dari sekadar pasif menjadi lebih aktif.

Dalam konteks ini, kita dapat melihat bagaimana fenomena migrasi ke TikTok di kalangan Gen Z di Makassar dapat dipelajari sebagai bagian dari tren baru dalam konsumsi media, serta bagaimana kita dapat membuat strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam menggunakan media sosial untuk mencapai tujuan yang lebih baik.

Seperti yang diketahui, TikTok telah menjadi bagian penting dari ekosistem digital yang digunakan oleh Generasi Z di Makassar. Tidak hanya untuk mencari hiburan, TikTok juga berfungsi sebagai alat untuk belajar, terhubung, dan berkontribusi dalam komunitas. Di masa depan, TikTok kemungkinan akan terus menjadi pusat kreativitas bagi anak muda di Makassar, membuka jalan bagi mereka untuk berkontribusi lebih banyak dalam ranah digital dan sosial.

Dengan begitu, platform ini tidak hanya menjadi sarana hiburan semata, tetapi juga alat penting untuk menggerakkan ide-ide baru, menyebarkan informasi, dan berpartisipasi dalam perubahan sosial yang lebih luas.